Kisah Yuliati dalam Wanita dan Kusta

Meskipun kusta masih menjadi masalah kesehatan global, namun dengan pengobatan yang tepat, banyak orang yang telah sembuh dari kusta. Pengobatan yang tepat meliputi pengobatan antibiotik dan dukungan medis hingga benar-benar sembuh.

Jika seorang wanita menderita kusta, dia mungkin menghadapi beberapa tantangan yang unik. Wanita yang menderita kusta dapat mengalami disfungsi seksual, kesulitan dalam hal kesuburan, dan diskriminasi gender yang terkait dengan kondisi mereka. Namun, meskipun ini semua dapat menjadi tantangan yang sulit, kita dapat membantu dan mendukung wanita yang menderita kusta, dengan cara:

- Pengetahuan yang tepat tentang kusta dan cara terjadinya penularan, dapat membantu mengatasi timbulnya masalah diskriminasi, stigma buruk, serta kekhawatiran yang tidak masuk akal.

- Wanita yang menderita kusta harus segera mendapatkan pengobatan antibiotics sesuai protokol medis yang ditetapkan. Pengobatan itu akan membantu mengontrol dan menyembuhkan kusta, untuk mencegah kerusakan atau cacat yang permanen (disabilitas).

- Dukungan emosional sangat penting bagi wanita yang menderita kusta. Keluarga, teman, atau dukungan medis yang positif akan sangat membantu dalam mengatasi rasa takut, cemas atau stres yang terkait dengan kondisi mereka.

- Bergabung dengan kelompok pendukung pasien kusta dapat membantu wanita tersebut memperoleh dukungan dari wanita-wanita lain yang juga mengalami kondisi yang sama. Kelompok tersebut juga akan menyediakan kesempatan untuk berbagi pengalaman, cara mengatasi stigma dan diskriminasi, serta mencari solusi untuk menjalani kehidupan yang normal di tengah masyarakat.

- Wanita yang menderita kusta dapat membantu mencegah komplikasi dengan mengadopsi pola hidup yang sehat, seperti makanan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok atau minum alkohol, menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat dan menjaga kesehatan mental.

Ingatlah, wanita yang menderita kusta dapat mencapai kehidupan yang sehat dan produktif dengan dukungan yang tepat dan pengobatan yang tepat. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari tenaga medis yang kompeten dan bergabung dengan kelompok pendukung sesuai dengan kondisi wanita tersebut agar segera pulih.

Emma-Kisah Yulianti dalam Wanita dan Kusta
Host Rizal, kbr.id dok.emma

Sekelumit Kisah Yuliati, wanita dan Kusta 

" Ini diri saya, kalau ada yang menerima saya apa adanya saya sangat bersyukur, kalau tidak no problem" (Yuliati)

Kata-kata tersebut menjadi penguat tekad Yuliati untuk menerima penyakit kusta yang dideritanya, berawal dari kedekatannya dengan saudara sepupu hingga terpaparnya kusta di jari kakinya membuat Yuliati sempat ingin mengakhiri hidup. Ketakutan, kecemasan dan keputusasaan menghinggapi dirinya hingga putus kuliah dan kekasih hati pun memilih untuk pergi darinya.

Setelah merasakan sesuatu yang tidak baik di bagian kakinya, Yuliati pun mulai mencari informasi via internet. Akhirnya Yuliati mengetahui hasilnya bahwa itu adalah gejala kusta, maka keterpurukan, Isolasi diri dalam kamar menjadi pilihan terbaik saat itu. Tidak berkomunikasi baik dengan teman maupun keluarga dilakukan, dengan tujuan agar mereka tidak tertular. Semua itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi yang menyebar di masyarakat tentang kusta.

Dalam keadaan tersudut dan tidak memiliki lagi alasan untuk menghindar, akhirnya Yuliati pun memilih untuk bicara dengan salah satu keluarganya tentang keadaan sebenarnya, hingga akhirnya Yuliati didampingi dan bersedia ke dokter untuk berobat hingga sembuh.

Disebabkan temuan penyakit kusta pada Yuliati masih tahapan gejala awal maka penyembuhannya tidak berlangsung lama, sekarang Yuliati sudah benar-benar pulih dan saat ini beliau aktif di komunitas Permata (Perhimpunan Mandiri Kusta) sebagai ketua OYPMK di kabupaten Takalar Sulawesi Selatan.

Emma-Kisah Yulianti dalam Wanita dan Kusta
Yuliati, dok.emma

Permata Kusta adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikn perhatian, perlindungan, dan fasilitas yang memadai bagi orang yang terkena kusta. Program ini meliputi aktivitas pemberian pendidikan, perawatan kesehatan, sosialisasi, dan bantuan ekonomi bagi para penderita kusta secara mandiri. 

Program ini bertujuan untuk mengatasi stigma, diskriminasi dan juga memperbaiki kesejahteraan sosial, kehidupan, ekonomi dan kesehatan para penderita kusta sehingga mereka dapat hidup secara layak dan merdeka. 

Dalam program ini, para penderita kusta diberikan dukungan yang memadai, seperti pemberian obat-obatan yang tepat dan pengobatan medis, perawatan medis dan psikologis, pemberian pelatihan kerja, dan akses ke fasilitas-fasilitas yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan para penderita kusta.

Program Permata Kusta juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kusta, termasuk deteksi dini, pencegahan, dan menghilangkan stigma yang melekat pada kusta. Dengan menggalang dukungan dan perhatian masyarakat untuk program ini, diharapkan orang-orang yang terkena kusta akan lebih mudah diterima dan bersatu kembali ke dalam masyarakat tanpa rasa takut atau diskriminasi.



Hikmah dari bicara secara terbuka tentang kusta seperti yang dilakukan oleh Yuliati adalah bahwa hal ini dapat membantu menghilangkan stigma, stereotip, dan diskriminasi terhadap orang yang mengalami kusta. Dengan berbicara secara terbuka tentang kusta, masyarakat dapat lebih memahami kondisi ini dan meresponsnya dengan cara yang lebih empatik dan inklusif.

Selain itu, berbicara terbuka tentang kusta juga dapat membantu mempromosikan kesadaran dan pengobatan yang tepat untuk kondisi ini. Dengan lebih banyak orang yang menyadari bahaya dan konsekuensi dari kusta, diharapkan akan ada lebih banyak dukungan dan dana yang diberikan untuk upaya pencegahan, pengobatan, dan penyembuhan kusta.

Dalam hal ini, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk mendukung dan memperjuangkan hak asasi manusia bagi orang-orang yang terkena penyakit kusta, serta membantu menghapuskan stigma yang seringkali melekat pada mereka. Dengan bantuan dan dukungan yang tepat, orang-orang yang mengalami kusta dapat hidup dengan lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai potensi mereka yang sebenarnya.


Sumber informasi:

- kbr.id

- Yuliati, ketua Permata Takalar Sulawesi Selatan.






12 komentar

Retno Kusumawardani mengatakan…
Baru tahu kalau ternyata kusta juga mengakibatkan disfungsi seksual dan mempengaruhi kesuburam.. Aku kira selama ini hanya mempengaruhi kulit dan organ bagian luar tubuh saja..
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Sedih sih kalau mendengar para penyintas Kusta yang dikucilkan masyarakat karena kurangnya edukasi tentang penyakit Kusta dan OYPMK ini.
Dan salut deh sekarang makin banyak literasi dan edukasi tentang ini, semoga lebih banyak OYPMK makin semangat menjalani hidup
www.kisahsejati.com mengatakan…
Sangat menginspirasi kisah Yuliati sebagai penyintas Kusta.Dari keterpurukan, bangkit dan menggandeng para OYPMK lainnya untuk timbul percaya diri.

Salam:Dennise Sihombing
Nanik nara mengatakan…
Ternyata efeknya kusta sampai sejauh itu pada perempuan, menganggu fungsi seksual dan kesuburan juga. Kirain selama ini ya kulit aja yang di serang.

Salut dengan Yuliati, sebagai penyintas OYPMK aktif memberikan edukasi pada masyarakat tentang penyakit kusta
Suci mengatakan…
Semoga Permata Kusta tersebar sampai pelosok daerah yang tak terjamah.
Atau semogaa semakin banyak muncul program-program serupa untuk mendampingi penderta kusta dan memberikan edukasi khususnya di daerah terpencil.

nurul rahma mengatakan…
edukasi terkait kusta harus menyentuh semua lapisan masyarakat ya.
semogaaa makin banyak yg aware
makasi sharingnya
Maria G Soemitro mengatakan…
Inspiratif banget ya perjalanan hidup Yuliati

Dari keterpurukan bisa menjadi ketua PerMaTa

Semoga semakin banyak sosok seperti Yuliati

karena jalan menuju minimalisir kusta masih panjang
Dian Restu Agustina mengatakan…
Setuju, jika penderita lebih terbuka soal kusta, apa yang dirasakannya, maka masyarakat akan lebih memahami kondisi sehingga akan lebih empatik
DokterTaura mengatakan…
Semoga program PERMATA KUSTA bisa mendobrak stigma negatif masyarakat terhadap penyakit kusta. Stigma negatif itu justru yang membuat penderita kusta makin menderita dengan kekurangannya...
Farida Pane mengatakan…
Sedih banget ya kalo sampe ada korban jiwa gara2 kusta. Padahal, obatnya ada. Namun, masyarakat yang belum teredukasi malah memunculkan masalah mental.
Cindi mengatakan…
Saya benar-benar baru tahu kalau kusta yang menyerang wanita bisa memengaruhi kesuburan hingga disfungsi seksual. Berat ya Mba, jadi memang beneran harus gencar edukasi kepada masyarakat agar bisa saling dukung..
lendyagasshi mengatakan…
Berbagi pengalaman ini jadi sangat berharga dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Baik yang sedang menderita kusta, OYPMK dan lingkungan yang mendukung agar para penderita kusta serta OYPMK bisa terus berkarya dan bertumbuh dengan sehat.
Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *