Gizipedia: Langkah Kecil Ayu Fauziyyah Mengubah Cara Kita Melihat Gizi

Salah satu inisiatif besar pemerintah untuk memastikan setiap anak sekolah mendapatkan asupan gizi seimbang agar tumbuh sehat, cerdas, dan aktif belajar. Di balik sepiring nasi dan sayur itu tersimpan misi besar: menurunkan angka stunting, memperbaiki pola makan anak, sekaligus mendorong ekonomi lokal. Bahan makanan yang digunakan sebagian besar berasal dari petani, nelayan, dan pelaku UMKM sekitar. 

Menciptakan rantai manfaat yang tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga masyarakat di sekelilingnya. Dengan anggaran triliunan rupiah, MBG menjadi langkah nyata menuju visi “Indonesia Emas 2045”, di mana sumber daya manusia unggul tumbuh dari generasi yang sehat dan terpenuhi gizinya.

Aroma makanan khas warung kampus di Yogyakarta memenuhi udara, ada gorengan, mi instan, dan nasi kucing dengan lauk sambal teri. Sederhana, murah, tapi jarang yang sadar akan kandungan gizinya. Senada dengan program MBG pemerintah, seorang perempuan muda bernama Ayu Fauziyyah Adhimah, ingin membuktikan bahwa edukasi gizi bisa dibuat menarik, mudah dipahami, dan bisa diakses siapa pun. Dari semangat itulah lahir Gizipedia Nutrition Basecamp, platform edukasi gizi yang kini menjadi gerakan sosial baru di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari Mahasiswa Gizi ke Penggerak Literasi Pangan

Ayu tidak asing dengan dunia gizi. Sejak menjadi mahasiswa di bidang ilmu gizi, ia kerap menyaksikan kesenjangan antara pengetahuan akademis dan kebiasaan makan masyarakat. Banyak orang tahu pentingnya makanan sehat, tapi sedikit yang benar-benar paham bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Masih banyak yang berpikir makan sehat itu mahal atau ribet,” ungkap Ayu. “Padahal, dengan pengetahuan yang tepat, bahan lokal bisa jadi menu bergizi seimbang.”

Keresahan itu menjadi titik awal kelahiran Gizipedia bukan sekadar platform digital, tetapi wadah belajar bersama yang menggabungkan ilmu gizi, komunikasi publik, dan pemberdayaan masyarakat. Melalui website, media sosial, dan berbagai workshop, Gizipedia hadir untuk menjembatani ilmu dan praktik, teori dan dapur.

Gizipedia Nutrition Basecamp, Belajar Gizi dengan Cara Menyenangkan

Gizipedia lahir dari ide sederhana menjadikan edukasi gizi yang mudah, interaktif, dan berbasis komunitas. Di laman digitalnya, Ayu dan tim menyajikan berbagai konten informatif  mulai dari cara membaca label gizi, panduan bekal sehat anak sekolah, hingga tips mengatur menu untuk penderita penyakit tertentu.

Namun yang membuat Gizipedia unik adalah cara pendekatannya yang ramah dan relevan. Alih-alih menggunakan istilah medis rumit, Ayu menyederhanakan pesan gizi lewat ilustrasi lucu, video pendek, hingga kuis interaktif. Ia juga mengadakan kegiatan luring seperti Kelas Dapur Gizi, di mana peserta diajak memasak bersama sambil belajar komposisi nutrisi di setiap bahan.

“Edukasi gizi tidak bisa hanya lewat ceramah,” ujarnya sambil tertawa. “Kita harus bikin orang merasakannya langsung  lewat rasa, warna, dan cerita.”

Gizipedia: Langkah Kecil Ayu Fauziyyah Mengubah Cara Kita Melihat Gizi
Ayu fauziyyah Adhimah, dok  YouTube Astra Awards

Lanjut, dari Literasi ke Aksi: Mengubah Pola Makan dengan Empati

Ayu percaya bahwa perubahan besar harus dimulai dari kesadaran kecil Ia sering mendatangi sekolah, kampus, hingga komunitas ibu-ibu PKK untuk memberikan pelatihan sederhana tentang pentingnya sarapan, gizi seimbang, dan cara menghindari makanan ultra-proses.

Salah satu program unggulannya adalah Gizi Bergerak, yang menggabungkan edukasi dengan praktik langsung. Peserta tidak hanya belajar teori, tapi juga diminta membuat menu bergizi dari bahan lokal dengan bujet terbatas. Dari situ muncul kesadaran bahwa sehat bukan berarti mahal akan tetapi, cukup dengan kreativitas dan informasi yang benar.

Kini, Gizipedia telah menjangkau lebih dari 30.000 pengikut di media sosial dan menjadi rujukan bagi mahasiswa, tenaga kesehatan, hingga masyarakat umum yang ingin lebih memahami gizi dengan cara yang menyenangkan.

Challenge banget! Mendidik di Tengah Arus Informasi Salah

Di era media sosial, Ayu menghadapi tantangan besar, banjir informasi gizi yang tidak akurat. Mulai dari tren diet ekstrem, promosi suplemen tanpa dasar medis, hingga mitos seputar makanan yang viral di internet.

Ia sering menerima pesan dari pengikut yang kebingungan antara “tips diet influencer” dan panduan ilmiah. “Di sinilah peran kami penting,” kata Ayu. “Kami hadir untuk meluruskan dengan pendekatan empatik, bukan menggurui.”

Ayu juga bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan akademisi untuk memastikan semua konten Gizipedia bersumber dari data valid dan riset ilmiah. Setiap unggahan divalidasi tim ahli, agar masyarakat mendapat informasi yang benar sekaligus mudah dipahami.

Dari Yogyakarta untuk Indonesia

Gerakan yang bermula dari ruang kecil di Yogyakarta kini menjalar ke berbagai daerah. Melalui kolaborasi dengan universitas, dinas kesehatan, dan komunitas pemuda, Gizipedia aktif mengadakan pelatihan literasi gizi di daerah-daerah dengan angka stunting tinggi.

Bagi Ayu, edukasi gizi adalah bagian dari pembangunan manusia berkelanjutan. Ia percaya bahwa masalah gizi bukan hanya soal makanan, tapi juga pengetahuan, budaya, dan akses informasi. “Kita tidak bisa bicara SDM unggul kalau masyarakat masih salah paham soal gizi,” ujarnya tegas.

Usahanya pun mendapat pengakuan nasional. Pada tahun 2025, Ayu Fauziyyah Adhimah terpilih sebagai penerima SATU Indonesia Awards Bidang Kesehatan, penghargaan yang diberikan kepada generasi muda yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Terus Membangun Mimpi Generasi Cerdas Gizi

Ayu tidak ingin berhenti hanya sampai di Yogyakarta saja. Ia bermimpi menghadirkan Nutrition Basecamp di setiap kota besar, tempat dimana masyarakat bisa belajar langsung tentang gizi, mencoba menu sehat, dan berdiskusi dengan ahli.

Baginya, gizi bukan sekadar angka di tabel kalori, melainkan tentang hubungan manusia dengan pangan, tubuh, dan lingkungan. Melalui Gizipedia, ia ingin menumbuhkan generasi yang sadar, kritis, dan peduli terhadap apa yang mereka makan.

Dari Yogyakarta, Ayu Fauziyyah Adhimah menenun perubahan lewat ilmu dan empati. Ia tidak hanya mengajarkan cara makan sehat, tetapi juga cara berpikir sehat tentang makanan. Di tengah arus cepat informasi digital, Ayu memilih menjadi pelita kecil yang dengan konsistensi dan kasih, menyinari jalan menuju Indonesia yang lebih bergizi, cerdas, dan berdaya.




Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *